DASIM: Ketika Jin Perselingkuhan Cuma Bikin Ngantuk, Bukan Merinding

Sumber Gambar: https://www.imdb.com/title/tt34188079/

Gue kira awalnya DASIM bakal jadi gebrakan baru dalam dunia horor Indonesia—perpaduan antara misteri rumah tangga dan gangguan jin. Tapi ternyata, alih-alih bikin gue merinding sampai gak bisa tidur, film ini malah kayak tontonan menjelang tidur siang hari Minggu. Tenang, pelan, dan… sayangnya, terlalu biasa.

Film ini buka dengan konflik klasik pasangan muda yang baru menikah. Kehidupan rumah tangga yang manis mulai retak karena kehadiran ‘pihak ketiga’. Tapi bukan orang—melainkan sosok tak kasat mata bernama Jin Dasim, yang konon memang spesialis ngacak-ngacak rumah tangga manusia.

Dari awal, vibes-nya lumayan menjanjikan. Misteri kecil diselipkan lewat suara-suara aneh, perasaan diawasi, sampai keretakan emosi antar pasangan yang makin memburuk. Tapi begitu masuk ke tengah cerita, ritmenya mulai datar. Drama pernikahan yang sebenarnya bisa emosional, malah disajikan kayak sinetron sore yang kehabisan tenaga. Intensitas horornya pun kayak males naik level—teror dari jin Dasim yang harusnya bikin penonton sesak napas, malah terasa bisa dihitung jari.

Secara teknis, DASIM nggak sepenuhnya buruk. Gue akui, ada beberapa momen jump scare yang lumayan efektif. Tapi ya, cuma “lumayan”. Penampakan Jin Dasim—entah itu sosok berjubah hitam, perempuan bergaun merah, atau yang bertanduk—gak meninggalkan kesan mendalam. Visualnya kurang tajam, suasananya kurang mencekam. Apalagi sound design-nya malah kadang ganggu.

Yang lebih bikin nyesek adalah plot twist di akhir film. Harusnya bisa jadi puncak yang ‘nendang’, malah terasa dipaksakan. Scene ruqyah yang mestinya jadi klimaks, justru kayak terburu-buru dan gak punya tenaga. Sayang banget, padahal misteri awalnya sempat bikin penasaran.

Dari sisi cerita, gue juga ngerasa kurang adil. Film ini cuma fokus pada sudut pandang istri yang diganggu, tanpa ngasih ruang untuk memahami sisi suaminya. Padahal, tema horor rumah tangga kayak gini akan lebih menggigit kalau perspektif dua belah pihak dikasih ruang.

DASIM punya potensi—premisnya unik, cast-nya pun gak kalah menarik. Tapi eksekusinya terlalu datar. Drama perselingkuhan yang harusnya menyakitkan, justru gak bikin penonton marah atau sedih. Horornya pun gak cukup ‘horor’. Gua percaya, kalau konsep film ini digarap lebih berani, bisa aja jadi hits. Tapi sayangnya, sekarang cuma bisa bilang: sayang banget sih, ini film keburu ‘dingin’ sebelum sempat panas.Kalau kamu nyari tontonan yang bisa bikin kamu lompat dari kursi karena takut, mungkin DASIM bukan pilihan utama. Tapi kalau kamu lagi pengin nonton drama rumah tangga yang (sedikit) mistis, ya… bolehlah dilirik, walau jangan berharap banyak.

Leave a Reply

Your email address will not be published.